Dari sekian banyak jenis kayu yang sering kita pakai untuk bahan bangunan, furnitur dan banyak lagi kegunaan lainnya, kayu jati merupakan salah satu jenis kayu yang termasuk terbaik dan mewah. Terbaik karena memiliki kualitas kekuatan dan keawetan yang baik. Sedang mewah karena kayu jati memiliki harga yang cukup tinggi, jika dibandingkan dengan jenis kayu lainnya. Sehingga pada saat dulu, ketika melihat rumah yang berbahan dari kayu jati maka sudah dapat kita tebak status dari pemiliknya.
Tanaman jati berkembang cukup baik di Indonesia, dan diperkirakan telah ada di Indonesia khususnya di Pulau Jawa sejak ratusan tahun yang lalu. Pada saat ini tanaman jati sudah berkembang di banyak negara, seperti Burma, Thailand, Ghana, Argentina, Brasil, dan masih banyak lagi negara-negara di dunia yang mulai membudidayakan tanaman jati ini. Di Indonesia sendiri, tanaman jati tersebar di Pulau Jawa, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, NTB, Maluku, Lampung dan Bali.
Pada masa lalu sebelum teknik budidaya tanaman belum berkembang sedemikian modern seperti pada saat ini, jenis tanaman jati yang ditanam oleh masyarakat ataupun oleh perusahaan perkebunan swasta masih berupa jati alam yang memiliki umur panen sampai lima puluh tahun. Biasanya metode pengembangbiakan jati ini dengan menggunakan biji.
Dalam artikel ini hanya akan dibicarakan tentang tanaman jati yang memiliki umur pendek, yaitu dalam waktu 15 tahun sudah dapat dipanen kayunya. Jenis jati ini menggunakan metode pengembangbiakan menggunakan kultur jaringan.
Bibit Jati Berumur Pendek
Saat ini sudah banyak produsen benih jati yang menawarkan bibit jati yang berumur pendek, seperti Perhutani dan PT. Monfori Nusantara, dan perusahaan swasta lain serta pembudidaya benih dari kelompok masyarakat.
Merk dagang dari bibit-bibit jati berumur pendek ini banyak ragamnya, antara lain Jati Super (PT. Monfori Nusantara), Jati Plus Perhutani (Perhutani), Jati Mas (kolaborasi dengan lembaga penelitian), Jati Unggul dan Jati Prima. Anda tentu bebas untuk memilih dari merk-merk dagang bibit jati ini, tetapi perlu waspada karena saat ini banyak bibit jati yang dipalsukan, yaitu dari indukan yang tidak jelas meskipun harga yang ditawarkan lebih murah.
Kondisi Ekologi yang Diperlukan
Untuk penanaman jati dalam areal yang luas, maka sebagaimana tanaman perkebunan lainnya persyaratan ekologis mutlak diperlukan. Ini lebih pada tingkat keberhasilan penanaman jati yang kita laksanakan.
Sebenarnya tanaman jati tidak memerlukan kondisi tanah dengan topografi yang terlalu menuntut, tetapi akan lebih baik apabila tanah pada kisaran kemiringan lereng dari datar sampai maksimum 20%. Ini juga dalam kaitan mencegah terjadinya erosi besar-besaran saat tanah diolah untuk penanaman, sehingga tanah yang memiliki kemiringan curam tidak dibenarkan untuk dibuka.
Jenis tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman jati adalah tanah yang memiliki tekstur lempung, lempung berpasir atau liat berpasir, meskipun untuk beberapa jenis tanah tanaman jati masih dapat tumbuh dengan baik. Tanaman jati ini sangat menyenangi tanah dengan prorositas dan drainase yang baik, dan sebaliknya akan tumbuh tidak baik pada tanah-tanah yang tergenang.
Tanaman jati memerlukan curah hujan pada kisaran 750 – 2500 mm/tahun, meskipun untuk curah hujan > 3000 mm/tahun masih dapat tumbuh meskipun kekuatan kayu yang dihasilkan tidak terlampau baik. Saat ini saya sudah menanam jati berumur pendek ini dalam areal sekitar 10 hektar di Sukabumi yang memiliki curah hujan > 1500 mm/tahun. Suhu yang paling optimum untuk tanaman jati adalah sekitar 32 – 42 °C dengan kelembaban 60-80%.
Penanaman
Sebelum bibit jati ditanam, sebaiknya lahan dipersiapkan terlebih dahulu, dengan membersihkan dari rumput dan belukar. Akan lebih baik apabila tanah diolah terlebih dahulu. Kalaupun tidak diolah, maka areal tempat dibuat lubang harus bersih. Ukuran lubang adalah 40 x 40 x 40 cm atau kalau menginginkan lubang yang besar dapat dengan ukuran 50 x 50 x 50 cm, dengan jarak antar lubang tanam yaitu setidaknya 2 x 2 m (populasi 2500 tanaman/ha) atau akan lebih baik jika 3 x 3 m (populasi sekitar 1100 tanaman/ha). Jarak tanaman ini akan mempengaruhi proses penjarangan tanaman, dimana semakin pendek jarak antar tanaman akan memerlukan penjarangan yang lebih banyak, hal ini dalam kaitan pertumbuhan tanaman pada fase vegetatif dan generatifnya.
Lubang tanam yang telah dibuat kemudian diberi pupuk kandang dengan jumlah antara 5 – 10 kg/lubang. Apabila pupuk kandang yang kita gunakan masih mentah, sebaiknya bibit jati jangan langsung ditanam karena justru bisa mati.
Pada saat mau menanam, sebaiknya pada lubang tanam ditambahkan pupuk SP36 sebanyak 100 – 200 gr/lubang dan pupuk Urea 50 – 100 gr/lubang. Pupuk ini diaduk bersama dengan pupuk kandang dan tanah yang ada di lubang, baru setelahnya bibit jati dapat ditanam. Untuk lebih menjaga bibit jati dari serangan hama penyakit, dapat ditaburkan pestisida karbufuran seperti furadan atau merk dagang lainnya. Meskipun tanaman jati ini dapat tumbuh tanpa kita pupuk karena perakarannya yang memungkinkan untuk mencari hara yang diperlukan, tetapi akan lebih baik apabila setiap 6 bulan sekali selama minimal 3 tahun kita lakukan pemupukan dengan NPK dengan dosis sekitar 150 – 200 gr per tanaman.Tanaman Jati Umur , 1 Tahun
Perawatan lainnya adalah jangan biarkan banyak rumput di sekitar pohon, minimal dalam radius 1 m dari batang pohon. Lakukan pruning pada tunas-tunas yang tumbuh sampai ketinggian 4 – 5 m, sehingga pohon dapat tumbuh tinggi dan tidak bercabang.
INGAT : Lakukan penanaman jati pada saat awal musim hujan, sehingga prosentase tumbuh dari bibit ini akan lebih besar.
Pemanenan
Pemanenan tanaman jati berumur pendek ini sebenarnya dapat dilakukan pada saat umur 7 tahun, 10 tahun (disebut pemanenan dengan tujuan penjarangan) dan terakhir pada saat tanaman berumur 15 tahun. Tanaman jati memiliki tinggi pohon sampai 40 m dengan diameter 40 cm.
Pada pemanenan tahun ke-7 diperkirakan setiap pohon dapat menghasilkan sekitar 0,1 – 0,2 m3/pohon, pada tahun ke-10 menghasilkan sekitar 0,3 - 0,4 m3/pohon dan pada pemanenan tahun ke-15 dapat menghasilkan sekitar 0,8 – >1,0 m3/pohon.
Dengahn harga kayu jati yang semakin meningkat, maka tidak ada salahnya jika anda dapat berinvestasi dengan menanam tanaman jati ini. Yah hitung-hitung menabung dalam bentuk pepohonan.
Senin, 13 Juli 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar