Pelatih Inter Milan Jose Mourinho mengakui bahwa timnya belum cukup mapan untuk menyaingi tim-tim besar Eropa. Ia tak dapat menyulap Inter dalam waktu sekejap.
Inter menunjuk Mourinho sebagai pelatih awal musim lalu dengan target utama meraih gelar Liga Champions. Meski punya reputasi baik saat melatih FC Porto, Mourinho gagal mengulang kesuksesannya di klub tersebut. Inter bahkan tak bisa melewati babak 16 besar karena menyerah di tangan Manchester United, klub yang sebelumnya kesulitan mengalahkan tim pimpinan Mourinho.
"Liga Champions merupakan kompetisi yang (mementingkan) detail dan kualitas. Melihat yang sudah-sudah, kami berada di belakang tiga atau empat tim terbaik. Kami hanya dapat menang jika semuanya berjalan sesuai rencana kami, tapi kami akan mengawali di belakang klub-klub favorit," kata pelatih asal Portugal tersebut.
Mourinho menyadari bahwa untuk menjadikan "I Nerazzurri" sebagai juara Eropa, ia harus membuat timnya sejalan dengan rencananya. Itu sulit sebab ia harus berkompromi dengan banyak pihak, terutama Presiden Inter Massimo Moratti.
"Saya tidak ingin mengkritik tim saya, tapi skuat ini bukan seperti yang saya inginkan," ujar mantan pelatih Chelsea itu. "Saya tidak dapat meminta lebih kepada Presiden. Artinya, saya harus bekerja lebih keras, tapi saya tidak bisa membuat keajaiban. Saya bukan Harry Potter atau Merlin."
Untuk musim depan, Mourinho berharap dapat menerapkan formasi 4-3-3 seperti yang ia kehendaki. Pola seperti ini pernah ia coba di akhir musim lalu dan ia puas atas hasilnya. Akan tetapi, Mourinho masih memerlukan gelandang sentral untuk memperkuat formasi tersebut.
"Saya ingi bermain lebih ke depan, tapi saya perlu gelandang sentral yang bisa menggocek bola, jika kami tak mendapatkannya, saya tidak dapat menerapkan cara itu," tegasnya. (CH4)
(Sumber : Kompas Online, 11/7/2009)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar